EKSISTENSI DAN PERGERAKAN MAHASISWA
Riska Andriani
1847241013
28 C
HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
AGENT OF CHANGE
Mahasiswa adalah agent of change dan
control sosial yang akan membawa perubahan bagi masyarakat atau disebut sebagai
pelopor gerakan perubahan, dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa dikenal sebagai seorang aktivis yang tentunya memiliki wawasan yang
luas, prestasi akademik yang baik, moral serta akhlak yang terpuji, karena
dengan hal itulah mahasiswa akan mampu melakukan gerakan perubahan. Gerakan
dilakukan dengan membawa ide dan gagasan menyangkut perubahan pada suatu
kebijakan yang dianggap tidak menguntungkan atau keburukan yang ditimbulkan
lebih banyak, dan justru malah merugikan banyak pihak.
Salah satu contoh bentuk gerakan perubahan
yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan demonstrasi. Sebelumnya perlu
diketahui bahwa karakteristik seorang
mahasiswa ialah kerasionalan dalam berpikir yang sesuai dengan akal dan
pertimbangan yang logis. Mahasiswa bukan pemikir asal-asalan yang bertindak
tanpa alasan. Peristiwa masa lalu membuktikan bahwa eksistensi mahasiswa
Indonesia telah menorehkan sejarah bertinta emas, seperti Kebangkitan Nasional,
Sumpah Pemuda, Revolusi Pemuda 1945, Gerakan Mahasiswa Angkatan 66, 74, 78,
80-an, dan puncak reformasi tahun 1998 di mana gerakan mahasiswa dan gerakan
rakyat pro-demokrasi berhasil meruntuhkan rezim diktator Soeharto yang berkuasa
selama 32 tahun pada masa orde baru dan
melahirkan Reformasi.
Akibat pergerakan yang terstuktur dan masif
saat itu, mahasiswa mampu meletakkan posisinya pada titik pencapaian terbaik,
menjadi agent of change maupun sebagai agent of social control. Inilah yang
membuktikan bahwa mahasiswa mampu menoreh terobosan yang berarti, meskipun saat
ini kita mendengar banyaknya judgment mengenai mahasiswa yang beransur-ansur
kehilangan eksistensinya. Namun pendapat itu masih menuai pro dan kontra dari
berbagai pihak. Namun sebagai seorang mahasiswa tentunya kita harus
mempertahankan eksistensi kita. Kita perlu meyakinkan bahwa pendapat buruk
mereka tentang pergerakan mahasiswa itu salah. Kembali lagi bahwa mahasiswa
selalu berusaha memperoleh terobosan demi kepentingan orang banyak.
Mahasiswa bukanlah seorang demonstran yang
hanya berteriak, mengacau di jalan, merusak fasilitas, dan mengganggu
kenyamanan umum. Tapi mahasiswa lebih dari itu, mahasiswa adalah generasi yang
berani beresiko, punya pikiran rasional, dan percaya pada nilai-nilai global. Kita
mengetahui mahasiswa juga berfungsi sebagai penyambung lidah antara masyarakat
dengan pemerintah. Mengenai pendapat buruk dari pihak tertentu mengenai tindakan
mahasiswa di jalan, mungkin mereka hanya belum tahu dan paham tentang apa
sebenarnya tujuan yang ingin mahasiswa capai dari tindakan tersebut. Nah,
melalui tulisan ini masyarakat perlu memahami bahwa tindakan yang kemudian
mahasiswa lakukan yang menurut anda sangatlah mengganggu, itu sebenarnya adalah
bentuk kepedulian mahasiswa untuk mengembalikan atau mewujudkan apa yang
kemudian menjadi hak masyarakat. Misalnya saja dari pihak pemerintah tidak
memenuhi ataukah malah menelantarkan hak yang seharusnya masyarakat peroleh, di
situlah saatnya mahasiswa berperan sebagai agen untuk melakukan pembenahan. Di
mana mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual yang seharusnya mampu
menjadi penengah atau perantara untuk mengawal dan menyampaikan aspirasi
masyarakat kepada pemerintah. Mengenai tindakan anarki yang dilakukan oleh
mahasiswa, inilah yang merupakan tindak lanjut dari pergerakan yang dilakukan
sebelumnya. Bilamana pemerintah tidak mendengar atau mengabaikan aspirasi yang
telah disampaikan.
Hingga zaman Reformasi saat ini pun
eksistensi dan pergerakan mahasiswa masih tetap berlanjut. Mahasiswa masih
tetap berada di garis depan dalam setiap gerakan pembebasan tanah air untuk
menentang kezaliman. Namun keadaan mahasiswa yang ada saat ini memang berbeda
dengan keadaan pada saat sebelum Reformasi. Mengapa demikian ? Ini bisa dipengaruhi
oleh tingkat kesadaran serta pemahaman akan peran dan fungsi dari mahasiswa
yang saat ini kurang. Terdapat beberapa mahasiswa yang punya kepercayaan bahwa
mereka ke kampus masuk kelas diberikan tugas kuliah, jadi sarjana, berkerja,
dan bangun keluarga. Pemahaman yang seperti inilah yang perlu dirubah. Bahwa
kuliah yang tidak diiringi oleh petualangan, keberanian, dan keberpihakan akan
membuat mahasiswa menjadi fosil, anak-anak muda yang masih segar raganya tapi
mati pikirannya.
Mahasiswa memang istimewa di mana terdapat
masa terbaik, masa terindah yang patut dijalani dengan mimpi, keberanian, dan
imaginasi. Sebagai agent of change sekaligus generasi penerus bangsa, kitalah
mahasiswa yang akan membawa bangsa ini menemukan harapannya. Mulai saat inilah
mahasiswa perlu menyadari bahwa perlawanan lewat aksi-aksi demonstrasi jalanan
saja tidaklah cukup, karena ia hanya mereduksi kezaliman, dan belum cukup tepat
untuk disebur solusi. Tuntut kedaulatan
yang telah lama hilang. Rebut kekuasaan dari komplotan para penakut. Satukan
kembali kekuatan mahasiswa sebagai pendobrak kemapanan dan penghancur tirani.
Kelak sejarah akan menuliskan gerakan mahasiswa kembali merobohkan kekuasaan
yang mengkhianati rakyatnya. Untuk itu mahasiswa perlu menempatkan diri secara
pas sebagai bagian dari kelompok cendekiawan, dan tetap menjaga perannya
sebagai kekuatan moral dan agent of change. HIDUP MAHASISWA !
DAFTAR PUSTAKA
Prasaja, A. D. 2018. Jendela Sang Kesatria.
Palembang : Penerbit SPEKTA
Prasetyo, Eko. 2017. Bergeraklah Mahasiswa. Yokyakarta
: Instrans Publising
Prasetyo, Eko. 2017. Bangkitlah Gerakan Mahasiswa. Yokyakarta
: Instrans Publising
Evyta. A. R. 2005. Gerakan Mahasiswa Antara
Idealisme dan Realitas. Medan : Pustaka Hanan

No comments:
Post a Comment