Menu

Thursday, September 12, 2019

Essay EKSISTENSI dan PERGERAKAN MAHASISWA


 




EKSISTENSI DAN PERGERAKAN MAHASISWA




Riska Andriani
1847241013
28  C



HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019






AGENT OF CHANGE
Mahasiswa adalah agent of change dan control sosial yang akan membawa perubahan bagi masyarakat atau disebut sebagai pelopor gerakan perubahan, dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dikenal sebagai seorang aktivis yang tentunya memiliki wawasan yang luas, prestasi akademik yang baik, moral serta akhlak yang terpuji, karena dengan hal itulah mahasiswa akan mampu melakukan gerakan perubahan. Gerakan dilakukan dengan membawa ide dan gagasan menyangkut perubahan pada suatu kebijakan yang dianggap tidak menguntungkan atau keburukan yang ditimbulkan lebih banyak, dan justru malah merugikan banyak pihak.
Salah satu contoh bentuk gerakan perubahan yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan demonstrasi. Sebelumnya perlu diketahui bahwa karakteristik  seorang mahasiswa ialah kerasionalan dalam berpikir yang sesuai dengan akal dan pertimbangan yang logis. Mahasiswa bukan pemikir asal-asalan yang bertindak tanpa alasan. Peristiwa masa lalu membuktikan bahwa eksistensi mahasiswa Indonesia telah menorehkan sejarah bertinta emas, seperti Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, Revolusi Pemuda 1945, Gerakan Mahasiswa Angkatan 66, 74, 78, 80-an, dan puncak reformasi tahun 1998 di mana gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi berhasil meruntuhkan rezim diktator Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun pada masa orde baru  dan melahirkan Reformasi.
Akibat pergerakan yang terstuktur dan masif saat itu, mahasiswa mampu meletakkan posisinya pada titik pencapaian terbaik, menjadi agent of change maupun sebagai agent of social control. Inilah yang membuktikan bahwa mahasiswa mampu menoreh terobosan yang berarti, meskipun saat ini kita mendengar banyaknya judgment mengenai mahasiswa yang beransur-ansur kehilangan eksistensinya. Namun pendapat itu masih menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun sebagai seorang mahasiswa tentunya kita harus mempertahankan eksistensi kita. Kita perlu meyakinkan bahwa pendapat buruk mereka tentang pergerakan mahasiswa itu salah. Kembali lagi bahwa mahasiswa selalu berusaha memperoleh terobosan demi kepentingan orang banyak.
Mahasiswa bukanlah seorang demonstran yang hanya berteriak, mengacau di jalan, merusak fasilitas, dan mengganggu kenyamanan umum. Tapi mahasiswa lebih dari itu, mahasiswa adalah generasi yang berani beresiko, punya pikiran rasional, dan percaya pada nilai-nilai global. Kita mengetahui mahasiswa juga berfungsi sebagai penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah. Mengenai pendapat buruk dari pihak tertentu mengenai tindakan mahasiswa di jalan, mungkin mereka hanya belum tahu dan paham tentang apa sebenarnya tujuan yang ingin mahasiswa capai dari tindakan tersebut. Nah, melalui tulisan ini masyarakat perlu memahami bahwa tindakan yang kemudian mahasiswa lakukan yang menurut anda sangatlah mengganggu, itu sebenarnya adalah bentuk kepedulian mahasiswa untuk mengembalikan atau mewujudkan apa yang kemudian menjadi hak masyarakat. Misalnya saja dari pihak pemerintah tidak memenuhi ataukah malah menelantarkan hak yang seharusnya masyarakat peroleh, di situlah saatnya mahasiswa berperan sebagai agen untuk melakukan pembenahan. Di mana mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual yang seharusnya mampu menjadi penengah atau perantara untuk mengawal dan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Mengenai tindakan anarki yang dilakukan oleh mahasiswa, inilah yang merupakan tindak lanjut dari pergerakan yang dilakukan sebelumnya. Bilamana pemerintah tidak mendengar atau mengabaikan aspirasi yang telah disampaikan.
Hingga zaman Reformasi saat ini pun eksistensi dan pergerakan mahasiswa masih tetap berlanjut. Mahasiswa masih tetap berada di garis depan dalam setiap gerakan pembebasan tanah air untuk menentang kezaliman. Namun keadaan mahasiswa yang ada saat ini memang berbeda dengan keadaan pada saat sebelum Reformasi. Mengapa demikian ? Ini bisa dipengaruhi oleh tingkat kesadaran serta pemahaman akan peran dan fungsi dari mahasiswa yang saat ini kurang. Terdapat beberapa mahasiswa yang punya kepercayaan bahwa mereka ke kampus masuk kelas diberikan tugas kuliah, jadi sarjana, berkerja, dan bangun keluarga. Pemahaman yang seperti inilah yang perlu dirubah. Bahwa kuliah yang tidak diiringi oleh petualangan, keberanian, dan keberpihakan akan membuat mahasiswa menjadi fosil, anak-anak muda yang masih segar raganya tapi mati pikirannya.
Mahasiswa memang istimewa di mana terdapat masa terbaik, masa terindah yang patut dijalani dengan mimpi, keberanian, dan imaginasi. Sebagai agent of change sekaligus generasi penerus bangsa, kitalah mahasiswa yang akan membawa bangsa ini menemukan harapannya. Mulai saat inilah mahasiswa perlu menyadari bahwa perlawanan lewat aksi-aksi demonstrasi jalanan saja tidaklah cukup, karena ia hanya mereduksi kezaliman, dan belum cukup tepat untuk disebur solusi.  Tuntut kedaulatan yang telah lama hilang. Rebut kekuasaan dari komplotan para penakut. Satukan kembali kekuatan mahasiswa sebagai pendobrak kemapanan dan penghancur tirani. Kelak sejarah akan menuliskan gerakan mahasiswa kembali merobohkan kekuasaan yang mengkhianati rakyatnya. Untuk itu mahasiswa perlu menempatkan diri secara pas sebagai bagian dari kelompok cendekiawan, dan tetap menjaga perannya sebagai kekuatan moral dan agent of change. HIDUP MAHASISWA !









DAFTAR PUSTAKA

Prasaja, A. D. 2018. Jendela Sang Kesatria. Palembang : Penerbit SPEKTA
Prasetyo, Eko. 2017. Bergeraklah Mahasiswa. Yokyakarta : Instrans Publising
Prasetyo, Eko. 2017. Bangkitlah Gerakan Mahasiswa. Yokyakarta : Instrans Publising
Evyta. A. R. 2005. Gerakan Mahasiswa Antara Idealisme dan Realitas. Medan : Pustaka Hanan





No comments:

Post a Comment